Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan
Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta).
Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo , bentuk limasan (dara
gepak), bentuk srontongan (empyak setangkep).Masa kolonialisme Hindia-Belanda
juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota di Jawa Timur banyak
terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan
Malang.
Jawa memiliki berbagai keindahan budaya dan seni yang terintegrasi
dengan kehidupan masyarakatnya. berbagai seni tradisi dan budaya tertuang dalam
karya karya pusaka masyarakat jawa seperti batik, rumah joglo, keris dan
gamelan. karya pusaka seni dan budaya jawa seperti diatas sangat populer dan
mendapatkan tempatnya sendiri di hati msyarakat dan wisatawan yang berkunjung
ke yogyakarta. Menginginkan suasana jawa dengan rumah joglonya dapat dilakukan
dengan berwisata adat dan budaya di yogyakarta. sekarang ini telah muncul
banyak pilihan berwisata yang menawarkan sifat dan budaya lokal yang tercover
dalam desa wisata. Anda tentunya akan dapat menikmati suasana seperti
masyarakat jawa sesungguhnya karenan memang desa desawisata telah dipadukan
dengan kearifan lokal yang patut anda kunjungi. Selamat berwisata ke Jogja…
Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik gamelan Jawa Tengah
seperti Macam laras (tangga nada) yang digunakan yaitu gamelan berlaras pelog
dan berlaras slendro. Nama-nama gamelan yang ada misalnya ; gamelan kodok
ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan gamelan gede.
Kini gamelan dipergunakan untuk mengiringi bermacam acara, seperti; mengiringi pagelaran
wayang kulit, wayang orang, ketoprak, tari-tarian, upacara sekaten, perkawinan,
khitanan, keagaman, dan bahkan kenegaraan. Di Madura musik gamelan yang ada
disebut Gamelan Sandur.
Ini dia salah satu kesenian Gamelan Sandur dari Malang, Jawa Timur.. Selamat menyaksikan:)
Salah satu tari khas Jawa Timur, yaitu diantaranya:
1. TARI REMONG/REMO. Tari Remong
adalah sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan. Tari ini
biasanya disuguhkan pada saat menyambut para tamu oleh satu atau banyak penari.
Tata Gerak, karakteristika yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif. SANDAL
Tata Busana. Busana dari penari Remo ada berbagai macam gaya, di antaranya: Gaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan, dan Jombangan. Selain itu terdapat pula busana yang khas dipakai bagi Tari Remo gaya perempuan.
Busana gaya Surabaya
Terdiri atas ikat kepala merah, baju tanpa kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke-18, celana sebatas pertengahan betis yang dikait dengan jarum emas, sarung batik Pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut, setagen yang diikat di pinggang, serta keris menyelip di belakang. Penari memakai dua selendang, yang mana satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu, dengan masing-masing tangan penari memegang masing-masing ujung selendang. Selain itu, terdapat pula gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki.
Busana Gaya Sawunggaling
Pada dasarnya busana yang dipakai sama dengan gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni penggunaan kaus putih berlengan panjang sebagai ganti dari baju hitam kerajaan.
Busana Gaya Malangan
Busana gaya Malangan pada dasarnya juga sama dengan busana gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni pada celananya yang panjang hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan jarum.
Busana Gaya Jombangan
Busana gaya Jombangan pada dasarnya sama dengan gaya Sawunggaling, namun perbedaannya adalah penari tidak menggunakan kaus tetapi menggunakan rompi.
Busana Remo Putri
Remo Putri mempunyai busana yang berbeda dengan gaya remo yang asli. Penari memakai sanggul, memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu bahu
Pengiring
Musik yang mengiringi Tari Remo ini adalah gamelan, yang biasanya terdiri atas bonang barung/babok, bonang penerus, saron, gambang, gender, slentem siter, seruling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Adapun jenis irama yang sering dibawakan untuk mengiringi Tari Remo adalah Jula-Juli dan Tropongan, namun dapat pula berupa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan atau gending-gending kreasi baru. Dalam pertunjukan ludruk, penari biasanya menyelakan sebuah lagu di tengah-tengah tariannya.
Untuk lebih jelasnya lagi, kita lihat yuk videonya:)
2. REOG PONOROGO merupakan
tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan, dan kegagahan
yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan
yang kuat. Ponorogo dianggap sebagai Kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang
Kota Ponorogo dihiasi oleh sosok Warok dan gemblak,, kedua sosok selalu ada
ketika Reog dipertunjukkan. Pada tahun 1920, Reog masih dipertunjukkan dengan
nuansa yang masih sangat tradisional. Namun, sekarang Reog Ponorogo sudah
banyak diaplikasikan dengan atribut dan property yang modern tetapi tetap
menjaga kebudayaan kentalnya. Reog modern ini biasanya dipentaskan dalam
beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan, dan hari-hari besar nasional.
Tokoh yang biasa tampil, diantaranya:
1. Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog.
2. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah).
3. Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. 4. Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. 5. Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak - anak.
Nah, setelah sudah tahu tokoh yang ada dalam Reog Ponorogo, kita lihat videonya yuk untuk lebih jelas lagi..